twitter
rss

Kenapa mesti malu ?..begitu tanyaku ketika ada beberapa murid MTs yang merasa minder sekolah di MTs. Begitulah, ada sebagian anak yang merasa sekolah di MTs bukanlah pilihan pertama mereka, mereka memilih MTs karena sebagian dari mereka tidak diterima di SMP pilihan mereka.
Kondisi semacam itu bisa dimaklumi karena bagaimanapun juga pilihan pertama adalah pilihan yang benar-benar menjadi harapan mereka. Mereka berharap dan menggantungkan harapan mereka pada pilihan pertamanya. Pilihan yang mereka impi-impikan ternyata harus sirna gara-gara tidak bisa diterima di SMP harapannya. Lalu apa yang harus kalian lakukan dengan kondisi semacam ini ? Haruskah kalian terus berhenti mengggapai cita-cita ?
Semua yang kita inginkan tidak selamanya akan bisa terlaksana atau terpenuhi. Begitu juga dengan pilihan kalian, kalian berharap bisa diterima di SMP negeri tapi kenyataan berkata lain, mau tidak mau setuju tidak setuju kalian harus bisa menerimanya. Karena resikonya jika kalian tidak setuju, berakhir dengan sangat amat mengenaskan, lulus dengan ijazah SD.
Agar apa yang menjadi cita-cita kalian bisa tercapai, janganlah berputus asa, yang pertama-tama harus kalian lakukan adalah mencintai sekolah yang menjadi pilihan kedua kalian. Karena dengan mencintai sekolah kalian, apapun yang kamu lakukan di sekolah tersebut semuanya akan menjadi amat menyenangkan. Entah itu dengan teman-temannya, gurunya, mata pelajarannya dan lain-lain.Berusaha mencintai orang-orang disekeliling kalian dan lingkungan kalian
Bagaimana agar tidak minder dengan teman-teman yang di SMP ?.....jawabannya adalah tetap semangat dan jangan berputus asa. Setiap diri kalian pasti mempunyai potensi yang bisa digali dan bisa kalian kembangkan menjadi lebih baik. Belajar dan teruslah belajar. Gunakan waktu yang kalian miliki untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Banyak membaca, bergaul dengan teman-teman yang mempunyai banyak prestasi agar kalian semakin semangat dalam belajar.
Jika semua itu kalian lakukan, insya alloh kalian bisa bersaing dengan teman-teman kalian yang di SMP sehingga bisa membawa nama baik MTs yang notabenenya adalah pilihan kedua dan dipandang sebelah mata. Mulai sekarang tetaplah semangat, masa depan kalian masih panjang..

Sempat tersentak ketika hampir setiap waktu istirahat anak-anak putri mengeluh kalau anak-anak putra sering mencolek payudara mereka...astagfirullah. Bahkan ada sebagian besar mereka yang menangis ketika siswa putra dengan seenaknya main colek.
Kejadian diatas memang tidak hanya sekali dua kali terjadi, hampir tiap tahun ajaran ada saja kejadian seperti itu. Lalu haruskah kita sebagai pendidik, sebagai orang tua menyalahkan mereka 100 % ? Tentu jawabannya tidak, karena bagaimanapun juga mereka melakukan semua itu karena ada faktor penyebabnya.
Jika kita kupas satu persatu penyebab dari keisengan mereka mungkin ini sedikit banyak mampu mengurangi  kejadian tersebut yang bisa terulang lagi.
Faktor dari siswa, yang pertama karena lemahnya iman.
Sebagai siswa yang terpenting adalah mampu menjalankan sholat lima waktu dengan tertib. Banyak kita jumpai siswa siswi yang ternyata menjalankan sholat hanya pada saat pas di sekolahan saja yaitu sholat dhuha dan sholat dhuhur. Tentu hal ini sangat memprihatinkan karena notabenenya kalian adalah siswa-siswa MTs yang dididik dengan banyak pelajaran agama tapi ternyata sebagian dari kalian tidak menjalankan kewajiban sholat lima waktu dengan tertib dan bahkan tidak hafal bacaan dalam sholat. Jika kalian mampu menjaga sholat lima waktu dengan baik insya alloh kalian juga akan mampu menjaga fisik kalian dari hal-hal yang dilarang oleh agama. Dalam Al Qur'an disebutkan sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Jadi mulai saat ini mulailah untuk berbenah, perbaiki sholat kalian jika memang masih ada yang bolong-bolong.
Faktor kedua karena pengaruh lingkungan
Pengaruh lingkungan ini bisa dari teman sepermainan. Kadang ada siswa yang ketika dirumah begitu santun, tidak pernah merokok, tidak pernah minuman keras, tidak pernah menonton film-film porno dan lain-lain, tapi karena teman yang dia akrabi sering mengajaknya merokok, menonton film porno dan lain-lain maka mudah baginya untuk meniru apa yang telah dilakukan oleh temannya tersebut. Oleh karena itu, begitu besarnya pengaruh teman baginya maka sebagai siswa mulailah untuk berhati-hati memilih teman. Cari teman sebanyak-banyaknya tapi harus diingat harus tetap selektif. Selektif disini bukan berarti kita pilih-pilih teman harus yang ganteng , harus yang kaya dll. Yang terpenting dalam memilih teman yaitu pilihlah teman yang bisa mengajak kalian dalam kebaikan, membuatmu merasa nyaman, tambah semangat dalam belajar, tambah semangat dalam menjalankan sholat lima waktu dll. Lalu bagaimana jika kalian sudah terlanjur mempunyai teman yang sedikit " nakal " ? Jika memang kalian tidak bisa menasehatinya dan takut dirimu malah akan terjerumus maka perlahan-lahan jauhilah teman tersebut tanpa harus menyinggung perasaannya.
Ketiga karena pengaruh ilmu pengetahuan tehnologi
Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi pada dasarnya banyak sekali memberikan kemudahan bagi kita untuk menambah wawasan. Tapi ada juga dari sebagaian dari kita yang menyalahgunakannya. Sebagai siswa, Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi banyak memberikan manfaat yang bisa menunjang pelajaran. Apapun materi yang kalian butuhkan dapat dengan cepat kalian akses di internet. Tapi disitu juga dapat dengan mudah diperoleh gambar-gambar ataupun film-film porno. Apabila diusia belia kalian sudah mengkonsumsi film-film porno ataupun gambar-gambar porno jelas itu akan amat sangat menggaggu dalam belajar kalian. Bagaimana tidak mengganggu, yang terbayang dalam benak kalian hanyalah khayalan-khayalan yang belum semestinya kalian lakukan. Akibatnya jika khayalan-khayalan itu tidak terpenuhi, imbasnya maen colek saja dengan siswi putri. Perlu kalian ingat pada dasarnya apa yang kalian lakukan bisa diperkarakan dipengadilan, karena perbuatan maen colek tersebut adalah sebagian dari kasus pelecehan seksual. Oleh karena itu berhati-hatilah dengan apa yang akan kalian lakukan, ingat baik buruk dari apa yang dilakukan, jangan asal maen colek saja. Khusus siswi putri, jika memang ada kejadian tersebut segera melapor kepada wali kelas ataupun guru BK. Dan tak lupa, pakailah jilbab dengan benar, ulurkan jilbab kalian hingga menutup dada kalian. Jangan hanya memakai jilbab asal-asalan, karena jilbab juga bisa melindungi dari keisengan teman kalian.


 
 

" Aku mau bunuh diri saja bu !".......begitu kalimat yang keluar dari mulut kecil muridku yang tiba-tiba masuk keruang Bimbingan dan konseling. Sejenak aku benar-benar terhentak mendengar kalimatnya, begitu polos tanpa pernah mau tahu akibat setelah dia bunuh diri. Usut punya usut, ternyata Bani sebut saja begitu punya masalah dengan kedua orang tuanya. Subhanallah sehari kemarin sudah ada 3 anak dan 1 orang tua yang curhat berkaitan dengan masalah keluarga alias perceraian orang tua. Bani mengaku ayahnya menikah lagi dan ia ikut ayahnya bersama ibu tirinya, tapi ia merasa bahwa ibu tirinya pilih kasih lebih mementingkan anak kandungnya yang sama sama seumuran dengan Bani. Komunikasipun jarang ia lakukan dengan ibu tirinya, makanya kenapa ia bermaksud bunuh diri agar orang tuanya mau peduli kepadanya.
Curhat yang kedua datang dari Samsu ( nama samaran ), melihat aura yang terpancar dari wajahnya tampak sekali ada begitu banyak dendam dan amarah. Ternyata Samsu juga ditinggalkan oleh ayah dan ibunya karena perceraian juga. Ayahnya yang hobi minum, hobi mengamuk, bertengkar dengan ibunya dan selalu mengeluarkan kata kata kotor saat bertengkar. Jelas hal itu benar benar membekas dan tertanam dalam memorinya, dan yang pasti dia merasa dendam dengan perlakuan-perlakuan ayahnya kepada ibunya.Akibatnya samsu lebih suka keluyuran, berkelahi, mbolos dan luweh-luweh dengan keadaan sekitar terutama ketika di dalam kelas. Maklum setelah orang tuanya bercerai, Samsu tinggal dengan neneknya, sementara ayah dan ibunya pergi entah kemana.
Curhat yang ketiga datang dari Yoyo ( nama samaran ), ketika dipanggil di ruang Bimbingan dan Konseling Yoyo lebih banyak diam, dia mengaku samapi dia kelas VII belum pernah mengenal wajah ayahnya, nama ayahnya pun ia tak tahu.Ibunya memang sengaja tidak mau memberitahu keberadaan ayahnya, entahlah, mungkin ibunya dendam dengan ayah Yoyo sehingga samapi detik ini Yoyo tidak pernah tahu sosok ayahnya.Jelas tampak dalam bergaulan Yoyo disekolah, ia lebih banyak diam dan menarik diri dari teman-temannya.
Curhat yang keempat datang dari orang tua atau ibunya Rifki ( nama samaran ), ibunya mengaku sejak Rifki  kelas 3 SD ia sudah bercerai dengan suaminya. Sejak ia bercerai, belum pernah satu kalipun suaminya menemui Rifki apalagi sampai menafkahinya. Ia hidup sendiri bersama Rifki, dan berusaha mencari kerja untuk menafkahi anaknya.
Dari kasus tersebut, kita sebagai orang tua apalagi sebagai pendidik merasa ikut prihatin dengan kondisi semacam itu. Betapa besarnya pengaruh perceraian orang tua bagi perkembangan psikis anak. Apakah karena keegoisan orang tua, anak yang harus jadi korban ? lalu bagaimana tanggungjawab kita sebagai orang tua yang pada dasarnya anak adalah amanah yang ALLOH titipkan kepada kita agar kita bisa mendidik, menjaga dan menjadikannya anak yang berbakti pada orang tua dan taat kepada ALLOH. Jika kita selaku orang tua sudah masa bodoh dengan generasi kita, apa yang bisa kita pertanggungjawabkan dihadapan-Nya ? Lalu bagaimana nasib anak-anak kita kelak, jika kita biarkan begitu saja tanpa bimbingan dan rengkuhan kasih sayang kita ? Wahai para orang tua, mereka juga butuh disayang, mereka juga butuh dekapan kita, butuh perhatian kita selaku orang tua. Betapa hati mereka teriris-iris melihat ayah dan ibu mereka tidak bisa bersatu. Janganlah masa-masa pertumbuhan mereka kita hancurkan hanya karena amarah kita, keegoisan kita. Mari sama-sama merenung, intropeksi diri, merekalah yang akan membantu kita kesurga, andai kita mampu menjadikan mereka anak-anak yang sholih dan sholihah. Menjaga mereka, membimbing mereka adalah pahala yang akan kita dapat andai kita bisa melakukannya dengan tulus ikhlas, menyadari tanggungjawab dan amanah yang ALLOH berikan kepada kita. Jangan biarkan harapan-harapan mereka pupus hanya karena ego orang tuanya. Selamat berjuang wahai para orang tua, ditangan kitalah anak-anak itu akan menjadi generasi yang tanggung atau generasi yang rapuh. Kita pasti bisa, mengesampingkan ego kita demi keselamatan generasi kita. AMIIIN.