twitter
rss

Belum lama ini, Madarasah disibukkan dengan aksi massal peserta didik yang melakukan pemotongan alis mata dibagian pinggir atau dibagian tengahnya. Aksi ini sontak membuat geram Bapak Ibu Guru. Bagaimana tidak, aksi ini tidak hanya dilakukan oleh siswa putra tetapi juga dilakukan oleh siswa putri. Dari hasil wawancara yang diperoleh, mereka melakukan aksi ini hanya karena ikut-ikutan teman. Ironis bukan ?

Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah (SMP)

 Berbicara tentang kejiwaan, usia peserta didik SMP berkisar antara 13 sampai dengan 15 tahun dan masuk pada kelompok masa remaja awal, seperti yang dijelaskan oleh Rumini & Sundari (2004). Rumini dan Sundari menyatakan bahwa masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Perkembangan psikologi
Terdapat sejumlah karakteristik yang menonjol pada anak usia SMP:
a. Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan
b. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder
c. Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua.
d. Senang membandingkan kaedah-kaeadah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
e. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
f. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
g. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiriyang sesuai dengan dunia sosial.
h. Kecenderungan minat dan pilihan karer relatif sudah lebih jelas. 

Dengan melihat karakteristik tersebut di atas, maka remaja butuh bimbingan butuh diarahkan oleh orang tua, guru, dan masyarakat yang ada disekitar. Alis yang di kerik (dipotong ) bisa jadi merupakan gaya ikut-ikutan atau ingin meng ekspresikan dirinya sebagai remaja. Hanya saja jika hal ini dibiarkan dikhawatirkan aksi ini adalah aksi sekelompok geng yang muncul dikalangan remaja. Maka sepatutnyalah sebagai orang tua harus tetap waspada dan jangan lengah untuk mengawasi anak-anak mereka.

Pergaulan remaja yang tidak terkontrol bisa menjadi pemicu bagi remaja untuk ikut arus ke hal-hal yang tidak baik. Karena fungsi teman lebih dominan dimasa ini, maka orang tua juga harus tahu sipa teman bermain yang sering bersama dengan anaknya. Karena dari teman anak akan belajar dan meniru banyak hal, entah itu yang positif ataupun yang negatif.